Followers

Sunday, October 16, 2011

Movie : Blue Valentine

Director: Derek Cianfrance
Writer: Derek Cianfrance, Cami Delavigne, Joey Curtis
Cast: Ryan Gosling, Michelle Williams
Genre: Drama
Rating: R

Film ini merupakan film drama yang menceritakan tentang kehidupan sebuah keluarga. Tapi tunggu dulu, meskipun ini film tentang keluarga, saya sarankan jangan mengajak anak anda untuk menontonnya. apalagi kalau anak anda masih cupu dan polos. hahha karena di dalam film ini terdapat adegan yang belum pantas di tonton untuk anak dibawah umur.
Jadi, Film ini menceritakan tentang kehidupan keluargan Dean (Ryan Gosling) dan Cindy (Michelle Williams). Seperti halnya kehidupan keluarga yang gak selalu manis dan tentu ada konflik di dalamnya, keluarga mereka pun demikian. Perlahan kehidupan keluarga mereka mengalami goncangan. rasa yang dulu membuncah di antara mereka pun lama-lama terkikis. Film ini mencoba memainkan emosi penonton dengan permainan flashback-nya. Pada awalnya film ini menampilkan hubungan Dean dan anaknya yang terlihat baik, dekat dan penuh kasih sayang. Dean membantu mencari anjing mereka yang hilang. Meskipun hubungan Dean dan anaknya baik, tidak demikian dengan hubungan Dean dan Cindy. pada awal film ini dimulai pun, tali antara mereka berdua sudah terlihat ruwet. Mereka saling tidak-mengiyakan satu sama lainnya. Film ini kemudian menampilkan sisi flashback, dimana mereka dulu bertemu ketika muda. Dimana Dean yang seorang kuli pindahan bertemu dengan Cindy disalah satu apartemen yang menjadi tujuan orang yang ia bantu dalam pindahan. Dean mencoba mendekati Cindy hingga akhirnya mereka menikah dan menjadi seperti film ini pertama kali diputar. kehidupan rumah tangga yang runyam. 
Film ini, seperti saya bilang, memainkan perasaan penonton dengan membolak-balikkan waktu. Dimana setiap ada pertengkaran yang gak enak selalu dikembalikan ke masa dimana mereka bergandengan mesra dulunya. akting para pemainnya juga mendukung. Tapi hanya satu yang menjadi pertanyaan bagi saya, ketika mereka hendak memperbaiki hubungan mereka dengan memesan sebuah kamar hotel. kenapa mereka memilih luar angkasa? sedikit aneh sih menurut saya. hahhaha

Mencintaimu Pagi, Siang, Malam


Oleh Andrei Aksana
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
2011

Tak banyak yang bisa saya tuliskan mengenai buku ini. Karena memang tidak ada cerita yang bisa di jabarkan. Buku ini merupakan kumpulan puisi. puisi-puisi yang sangat singkat. Puisi-puisi yang mencerminkan tentang cinta. Gak hanya cinta yang baik dan penuh kasih, tapi yang menyakitkan pun ada. Bagi orang-orang romantis yang doyan baca puisi cinta ini boleh loh dibaca. 

note : sebenernya, waktu beli ini saya gak liat tulisan kumpulan puisinya. kebiasaan dari dulu ngeliat sinopsis belakangnya terlebih dahulu. kalo keliatan menarik baru langsung ambil. dan kebetulan komen di belakan buku itu top-top semua kayak fira basuki, djenar, clara ng sama ratih kumala.

Sang Penari : Movie

Director : Ifa Isfansyah
Screenplay : Salman Aristo, Ifa Isfansyah, Shanty Harmayn
Produser : KG Production, Indika, Salto Films, Les Petites Lumieres
Starring : Pia Nasution, Oka Antara, Slamet Rahardjo, Dewi Irawan, Landung Simatupang, Tio Pakusadewo, Happy Salma, Lukman Sardi, Hendro Djarot

Bercerita tentang kehidupan Srintil (Pia Nasution) dan Rasus (Oka Antara) di desa mereka yang kecil bernama Dukuh Paruk. 
Pembukaan awal dalam film ini dimulai dengan anak kecil yang ikut melihat pertunjukan tari ronggeng di kampunya. Kedua anak itu adalah Srintil dan Rasus. Srintil ternyata sangat menyukai dunia menari ini dan begitu terpukau dengan si nyai ronggeng kampung mereka tersebut. Suatu ketika, Ronggeng atau biasa dipanggil dengan Jeng Nganten desa mereka meninggal karena keracunan bongkrek yang dibuat oleh ayah Srintil. Satu kampung mengepung dan menyalahkan ayah Srintil, sampai akhirnya Ayah dan ibunya ikut meninggal karena memakan bongkrek yang ia bikin terse but. Dukuh parut pun menjadi semakin melarat, sampai suatu hari Srintil di yakini mendapatkan roh Ronggeng. Dukuh paruk yang sempat kehilangan Ronggengnya pun kini mulai menari lagi. Sayangnya, Rasus, tidak menyukai ketika Srintil memilih untuk menjadi Ronggeng. Alasan Rasus sederhana. Rasus gak pengen ngeliat Srintil nantinya seperti pohon kelapa, 'dipanjat' sana-sini oleh siapa saja. 
Menjadi seorang Ronggeng ternyata tak hanya semudah yang dipikirkan diawal. Tak hanya sekedar meliuk bersama tabuhan gendang. Srintil juga harus menjalani yang namanya 'buka kelambu'. Buka kelambu dimana Srintil harus melepaskan keperawanannya untuk murni menjadi seorang Ronggeng. Sedangkan Rasus, merasa kini dirinya telah berbeda dunia dengan Srintil, akhirnya memilih pergi ke markas untuk menjadi seorang tentara. Meskipun demikian, cinta Rasus dan Srintil tidak begitu saja hilang. Cinta Srintil yang begitu besar ke Rasus pun membuatnya menyalahi kodratnya sebagai seorang Ronggeng. Ia tak mau menari dan melayani masyarakat lagi. 
Cerita pun terus bergulir hingga masalah negara pada saat itu, atau kita kenal dengan G30S PKI. Dukuh Paruk yang masyarakatnya sangat keterbelakang dan buta aksara pun terkena imbasnya karena dijadikan sasaran partai pemuda waktu itu sebagai alat propaganda. satu kampung pun ikut diringkus tentara dan di penjarakan, begitu pula dengan Srintil. Rasus yang saat itu menjadi tentara menjadi dilema. Apakah dia harus terus mengabdi kepada negara atau pergi untuk Srintil. Dan ketika dia memutuskan untuk menolong Srintil, Srintil telah dibawa oleh pasukan tentara lainnya bersama penduduk lainnya.


Menurut saya, film ini merupakan salah satu film bagus di Indonesia dan bersyukur sekali bisa nonton Premierenya tadi pagi. gratis pula. :p Film ini mengisahkan tentang kehidupan pada tahun 1960an dan dalam produksinya, saya rasa para kru mampu memberikan kesan dimana tahun itu berlangsung. Meskipun saya belum baca novelnya, satu pun, karena tenyata novelnya trilogi. Saya mampu menikmati jalan ceritanya. Dan tadi salah satu orang dalam diskusi juga sempat mengatakan bahwa dia lebih senang dengan hasil film ini ketimbang novelnya. Disamping itu, melalui film ini kita juga bisa melihat bagaimana kehidupan zaman dulu, zaman kita belum dibuat (bagi saya). Dimana ternyata rakyat kita yang dulu tidak tahu apa-apa ikut imbas dari keegoisan zaman itu. Dimana masyarakat kita dikumpulkan dalam satu ruang. dicampur. dibentak. bahkan ada yang dibunuh. Keselurahannya sih saya melihat film ini menyampurkan banyak aspek di dalamnya, budaya, sejarah, cinta, di gabungkan menjadi satu. Sekali lagi saya bilang, film ini merupakan salah satu film baik indonesia. Jadi menontonlah film ini. Dan, ngomong-ngomong oka antara ganteng juga ya dilihat aslinya :p hahahhah

Friday, October 14, 2011

"Kadang kita menemukan 'rumah' di tempat yang tidak kita duga. Menemukan teman, sahabat, saudara. Mungkin juga cinta. Mereka-mereka ang memberikan 'rumah' itu untuk kita apa pun bentuknya.

Tapi yang paling menyenangkan dalam sebuah perjalanan adalah menemukan diri kita sendiri."
(Tife Traveler - Windy Ariestanty)

Thursday, October 13, 2011

Book : The Dog Walker

by Leslie Schnur
Penerjemah : Utti Setiawati
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Pekerjaan menjadi seorang Dog Walker atau seseorang yang kerjanya mengajak anjing jalan-jalan setiap harinya memang bukan pekerjaan yang dibilang cukup untuk disebut sebagai sebuah "pekerjaan".  Di buku ini akan menceritakan mengenai Nina yang bekerja sebagai seorang Dog Walker. Pada awalnya Nina merupakan seorang penulis sinopsis, namun temannya yang seorang Dog Walker, Claire, meminta dia untuk mengantikan dirinya selama ia mengejar cita-citanya menjadi seorang aktris. Awalnya Nina berpikir pekerjaan ini sebagai pekerjaan yang 'apa-deh-kerja-seperti-ini", tapi lambat laun ia malah menyukai pekerjaan yang kebanyakan orang bilang sebagai pekerjaan-yang-tidak-bisa-disebut-karir tersebut. Kenapa demikian? Soalnya dengan menjadi seorang Dog-Walker, Nina bisa masuk ke apartemen orang-orang untuk mengambil anjing sang pemilik sekaligus menjelajahi setiap sudut tempat tinggal si pemilik. Rasanya seperti detektif. Disamping itu, Nina akhirnya jatuh hati kepada salah satu kliennya bernama Daniel hanya dengan melihat wajah Daniel yang ganteng di setiap bingkai foto yang selalu dia liat ketika mengambil dan memulangkan Sid, si anjing Daniel. Namun, Nina gak cuma ngeliatin foto-foto Daniel. Nina bahkan mencoba merebahkan diri di kasur berseprai sutra milik Daniel, berendam di bath-tub Daniel, membuka dan melihat isi lemari pakaian daniel dan apa saja yang bisa diamatinya agar mampu menangkap bayangan Daniel dalam imajinasinya dan bahkan ia pun berkerjasama kepada penjaga apartemen Daniel untuk memberi tahu apabila Daniel akan datang ketika dia sedang berlama-lama di dalam kamar aparetemen Daniel. Kegiatan semacam menguntit ini selalu Nina kerjakan sampai pada akhirnya Nina ketangkap oleh Daniel sedang mandi berendam di kamar mandinya. Nina merasa malu dan reputasinya di depan Daniel berantakan. Akan tetapi yang melihatnya berendam ternyata bukanlah Daniel, melainkan saudara kembarnya yang menempati tempat Daniel untuk menyelesaikan pekerjaannya, Billy. Singkat ceritanya, Billy ternyata menyukai Nina dan mencoba mendekati Nina sampai pada akhirnya mereka sempat nge-date beberapa kali dengan kenyataan yg belum diketahui Nina kalau sebenarnya Billy adalah Daniel palsu bukan Daniel yang selalu ia liat tersenyum tampan di foto apartemennya. 

Buku ini merupakan buku terjemahan, pada awalnya hasil-hasil penterjemahannya agak aneh seperti kata-kata 'acara mandi berendam di sore gerah'. Meskipun demikian, lambat laun cerita ini juga dapat saya lahap lembar demi lembarnya. Ceritanya gak selamanya bagus disetiap bagiannya, ada beberapa chapter yang saya lewati atau hanya dibaca cepat aja, soalnya agak kurang seru. Buku ini cukup membuat ngantuk sebenarnya, dan cepat membuat saya tertidur kalo ngebacanya waktu mau tidur. Mungkin karena buku ini buku terjemahan yang sering kali bahasanya terkesan kaku sehingga saya agak kaku juga ngebacanya. Entah kenapa juga saya masih bisa ngebeli buku ini, mungkin karena ada anjingnya kali ya,. hahha... Meskipun demikian, buku ini cukup menarik kok untuk dibaca, apalagi untuk dijadikan pengantar tidur. hihihi... selamat menikmati buku ini.. :)


Wednesday, October 12, 2011

"Setiap jenjang memiliki dunia sendiri, yang selalu dilupakan ketika umur bertambah tinggi. Tak bisa kembali ke kacamata yang sama bukan berarti kita lebih mengerti dari yang semula. Rambut putih tak menjadikan kita manusia yang segala tahu."
Dewi 'Dee' Lestari - Jembatan Zaman; Filosofi Kopi

Tuesday, October 11, 2011

semacam alat pembunuh waktu (2)

Waktu selo yang bener-bener cukup waktu untuk berselo ini bikin saya selo (aku tau struktur penulisan kalimat ini salah, tapi jangan diprotes ya. :p) selain saya nonton-nonton film, saya juga jadi cukup banyak baca novel yang berdampak ke uang jajan saya yang jadi cepet abis. padahal saya jarang beli buku kalo gak bener-bener kepengen atau si beliau-yang-berwenang-atas-turunnya-isi-dompet berhasil saya bujuk untuk membelikan buku-buku. Tapi gak semuanya beli, ada yang saya pinjem, tapi cuma satu sih, buku Filosofi Kopinya Dee yang saya pinjem dari temen saya. Abisnya mau pinjem buku ke pacar saya gak ngerti bacaannya, tentang perang-perang atau sejarah gitu. Oiya, satu lagi saya selalu menghindari pergi ke toko buku kalo lagi gak ada kerjaan apalagi klo sama pacar. karena saya bisa khilaf berlebihan, lebih dari khilaf ngeliat makanan banyak diwaktu buka puasa. dan terlebih lagi karena ini perginya bersama pacar yang mukanya selalu senang seperti memenangkan lotre kalo saya kalah sama nafsu belanja buku saya. dan sebenernya ini gak penting untuk dibahas, saya tau itu. hahhaha... Nah, sama seperti postingan di film tadi, buku-buku ini mau saya review. tapi nanti. tau kan alasannya? karena ini sudah malam. :p
Nah, jadi saya liatin dulu aja cover bukunya, sapa tau ada yang tertarik liat covernya, kan? :p

The Dog Walker
by Leslie Schnur

 Dia
by Nonier


 Dan Hujan pun Berhenti
by Farida Susanty




 Mencintaimu Pagi, Siang, Malam : kumpulan puisi
by Andrei Aksana



 Kucing Bernama Dickens
by Callie Smith Grant



Life Traveler
by Windy Ariestanty


Filosofi Kopi
By Dewi Lestari


Test Pack 
by Ninit Yunita

 Sekian buku-bukunya, tenang nanti bakal saya review, tapi nanti. ini sudah malam.. haha..
oiya, lupa ada dua buku juga yang saya baca. ini.........


Electric Daisy 


note : Komik ini bener-bener seru untuk versi komik cewek. ceritanya gak terlalu cewek-cewek banget. tapi gak tamat-tamat padahal udah edisi 8 dan jenjang waktu keluarnya lama. bikin gregetan.


30 Resep Kue Terlarisnya Sisca Susanto


 Note : entah kenapa saya membeli ini padahal saya bisa liat di internet, tapi akhir-akhir ini saya emang lagi seneng-senengnya bereksperimen di dapur. hmmm... mungkin ini tanda saya akan jadi ibu yang baik bagi anak-anak saya *pasang ikat kepala, pake celemek, genggam serok panci* HAHAHAHA.....

Monday, October 10, 2011

semacam alat pembunuh waktu (1)

Selama liburan dan hampir setengah semester kuliah yang cukup selo, ditambah lagi modem internet yang gak diisi-isi jadinya saya kebanyakan nonton pilm-pilm doang. Dari film yang ada di komputer dan belum terjamah sama sekali sampe yang ngopi dan rental. Dari film boxoffice sampe serial. Mulai dari yang nonton sendiri sambil diganggu kucing yang lompat sana-sini buat ngancurin kenikmatan saya nonton, sampe nonton sama pacar yang kalo nonton film hantu selalu bawa perlengkapan banyak kayak mau perang. *ups, maap! keceplosan :p*

90210


note : Belum kelar nonton baru sampe season 2 episode 7. Ceritanya saya lumayan suka :D
ini salah satu trailer dari season 3, ada banyak trailernya di youtube dan saya bingung mau pake yang mana :D

Transformers 3: Dark of the Moon







Kungfu Panda







HOP



Hidden 







Ladda Land




H2O H



Limitless



Final Destination 5 (3D)






Blue Valentine 





Indisious 







The Resident 



Nah, itu film-filmnya, kebanyakan film horor. soalnya si pacar lagi demen kayak nonton horor. padalah aku tau dia gak berani nonton sendiri jadinya nonton bareng saya dan bawa perlengkapan banyak seperti bantal buat nutupin muka kalo dia takut. hahahahhahahah #tertawasetan. Tadinya film-film ini mau saya review, tapi tapi ternyata ini sudah malam. Takutnya pas nulis ketiduran <-- haha ini alibi *lirik kopi disamping meja*
jadi di posting ini saya belum mau kasi review filmnya, saya Cuma mau nampilin poster sama trailernya dulu.. tapi tenang, bakal saya review, tapi nanti. oke? ihihihi.. jadinya, selamat menikmati trailer dan posternya dulu...  :D


Saturday, October 8, 2011

"Kenyataan akan ada, sesuai dengan jumlah orang yang menceritakannya. Beberapa orang mengatakan kebenaran sementera beberapa orang yang lain mengelaknya. Makanya, kau harus memilih dengan hatimu sendiri."
Souicirou (Motomi Kyousuke - Electric Daisy 8)


note : artinya kenyataan itu tidak akan berdiri dalam satu versi. ketika kita menyatakan sebuah kenyataan yang menurut kita benar, sementara yang lain mengungkapakan kenyataan lain yang mereka anggap benar. entah apa dasarnya, pikiran, logika, rasio, akal, perasaan, hati, buku, kamus, kitab atau apalah yang menjadi alas pijak kenyataan itu, kamu, aku, dia, kita semua punya kenyataan versi kita sendiri. Tapi, selama keyataan itu tidak ditambahin sama pernyataan palsu, maka sebentuk, semacam, sejenis apa kenyataan versi kamu. ia tetap kenyataan. setidaknya menurut kamu. bagaimana kita memilih kenyataan itu sendiri untuk kita yakini. apa kita mengakui kebenaran kenyataan itu dari satu sisi atau dari sisi lainnya, atau membuat kenyataan sendiri dalam versi kita. dan itu tetap tergantung kita, bagaimana kita memilih versi kenyataan kita.