Penulis : Eleanor Atkinson
Sekitar 277 halaman
diterbitkan oleh Gramedia
tahun 2010
Buku ini berdasarkan kisah nyata. Bercerita tentang Bobby, seekor anjing jenis Terrier yang sangat setia dengan majikannya si Auld Jock. Kesetiaan Si Bobby ini pun terus berlanjut hingga si majikan meninggal dunia. Kesetiaan Bobby ini ditandai dengan kemauannya dia untuk tetap bersama Auld Jock, meskipun Auld JOck sudah meninggal. Hampir setiap malam, Bobby selalu berusaha agar dapat masuk ke dalam halaman kuburan hanya untuk dapat tidur diatas gundukan tanah sang majikan. Sayangnya, si penjaga kuburan merupakan orang yang sangat keras dan selalu mengusir Bobby ketika mengetahui Bobby berhasil masuk ke pekarangan kuburan. Akan tetapi, Bobby merupakan ajing yang cerdas. Demi agar dapat bisa (kosakata yang boros ;p) terus berada disamping Auld Jock, Bobby melakukan berbagai cara agar dapat meluluhkan hati si penjaga kuburan. Kegigihan dan kesetiaan Bobby ini pada akhirnya menjadikan si Bobby menjadi Anjing yang terkenal di daerah tersebut.
Menurut saya, buku ini lumayanlah untuk dibaca. Kalo di skala dari 1-7, yaa mungkin buku ini dapat angka 5,384 lah. hehhe.. Buku ini bagus sih, pengambaran tokoh dan juga setting dalam ceritanya dideskripsikan secara jelas. Akan tetapi entah mengapa saya sedikit gampang mengantuk ya membacanya. Kalau gak salah saya dapat menghabiskan waktu hampir seminggu buat baca novel ini, waktu yang lama saya rasa. Akan tetapi, meskipun saya rada sedikit bosan waktu membacanya, bukan berarti buku ini gak memiliki pesan. Pasti ada dong ya pesannya. Pesan pertama, seekor binatang saja memiliki kesetian yang besar terhadap orang yang dianggap sebagai majikannya. Nah, bagaimana dengan kita? Terkadang kesetiaan sering dipertanyakan ya kan? Yang kedua, Bobby yang hanya seekor anjing aja mampu mengerti tentang kebaikan-kebaikan yang telah diberikan Auld Jock dan kemudian membalas kebaikannya dengan kesetiaannya tadi itu. Lalu bagaimana dengan kita sebagai manusia dan bukan anjing? Apa kita sering membalas kebaikan orang yang telah diberikan orang lain kepada kita? Atau hanya Cuma berkata, “ahh kamu baik sekali,” begitu ? Atau justru tidak membalas dengan tindakan maupun kata? Pesan ketiga, saya merasakan itu dengan peliharaan saya, si Jasper. Bukan seekor anjing sih, hanya seekor kucing biasa. tapi dia bisa ngerti kalo saya lagi kenapa-kenapa dan sedang bete. Emang gak sesetia si Bobby, apalagi kalo lagi musim kawin pasti dia jadi gak suka dirumah, ehehe. Tapi setidaknya dia mampu menyelami perasaan saya dan bersedia diam (meskipun hanya tidur) buat nemenin saya. Intinya, rasa kasih sayang yang kita berikan meskipun itu kepada binatang sekali pun, mereka dapat merasakannya dan mereka selalu punya cara untuk membalasnya. Makanya jangan benci binatang ya :) hehhhe
No comments:
Post a Comment