Ponyo on the Cliff by the Sea adalah
film animasi buatan ghibli yang terbilang cukup baru dibuat yaitu tahun 2008.
Bercerita tentang ponyo yang katanya adalah sejenis ikan emas, yang saya
sendiri bingung kenapa dia bisa dikatakan sebagai ikan mas, padahal dia lebih
mirip dengan kura-kura atau lebih tepatnya adalah anak bayi yang dibedong. Tapi
karena diceritanya menjelaskan kalau dia adalah seekor ikan mas apa boleh buat.
:p hahha. Nah, jadi ceritanya si ikan mas bermuka bayi manusia ini yang nama
sebenarnya adalah Brunhilde sedang selo dan berencana jalan-jalan dan mencari
tahu apa yang ada diluar sana (maksudnya kehidupan selain di dalam lautan).
Ketika dia sedang asyik menikmati alam diluar lautan itu, tiba-tiba muncullah
sebuah kapal pengerok sampah. Ia pun ikut terkeruk di dalam pengerok sampah
tersebut dan terjebak di dalam sebuah
toples. Untungnya Brunhilde bisa keluar dari jaring kapal pengerok tadi
meskipun masih terjebak didalam toples.
Di sebuah sisi lain dari laut,
terdapat sebuah rumah yang berada di sebuah bukit atau puncak tebing yang
memiliki jalan langsung dibelakang rumahnya untuk menuju ke tepi pantai.
Seorang anak kecil laki-laki bernama Sousuke membawa kapal-kapalan untuk
bermain di tepi pantai tersebut. Ketika Sousuke hendak bermain, ia melihat
sebuah benda aneh yang terperangkap di dalam toples dan kemudian mengambilnya.
Karena mencoba menarik-narik benda itu tidak bisa, akhirnya Sousuke mencoba
memcahkannya dengan batu. Toples itu bisa pecah, tapi tangan Sousuke berdarah.
Dan ternyata benda aneh yang ditemukannya adalah seekor ikan emas, yaitu
Brunhilde. Brunhilde kemudian tiba-tiba menjilat darah yang keluar dari luka
Sousuke dan luka tersebut tiba-tiba langsung sembuh dengan seketika. Dan
tiba-tiba lagi, di laut muncul semacam ombak-ombak seram bermata yang seolah
mau menenggelamkan Sousuke. Berhubung Lisa, ibu Sousuke, memanggil Sousuke
untuk berangkat sekolah. Sousuke kemudian berlari menaiki tebing dna membawa
Brunhilde bersamanya. Ia lalu memasukkannya ke dalam ember dan membawanya ke
sekolah. Saat dalam perjalanan ke sekolah, Sousuke memberi nama ikan emas
temuannya dengan nama Ponyo. Disinilah dimana ikan emas berwajah ini bisa
menjadi Ponyo.
Ketika sampai di sekolah, Sousuke
pun menunjukkan ponyo kepada nenek-nenek tua yang tinggal dibelakang
sekolahannya dimana ibunya bekerja. Salah satu nenek bernama Toki yang menganggap Ponyo akan mendatangkan
Tsunami dan menyuruh Sousuke untuk mengembalikan Ponyo ke lautan. Karena perkataan
Toki tadi, Ponyo tiba-tiba menyemburkan air kea rah Toki. Toki yang
berteriak-teriak akhirnya memanggil semua pengurus di panti jompo termasuk
Lisa. Karena takut dimarahin, kemudian Sousuke membawa Ponyo untuk bersembunyi
di bawah tebing. Ketika bersembunyi, tiba-tiba saja Ponyo bersuara memanggil
nama Sousuke dan bilang ‘Ponyo Love Sousuke”, Sousuke pun terkejut dan senang.
Namun, tiba-tiba saja lagi, ombak-ombak bermata yang tadinya muncul dibawah
tebing dekat rumah Sousuke kembali muncul dan mengguyur Sousuke dan Ponyo.
Selesainya deburan ombaknya kelar, Sousuke menyadari bahwa Ponyo hilang kebawa
arus. Gak taunya ombak-ombak tersebut adalah garapan Fujimoto yang tidak lain
adalah ayah Ponyo demi membawa Ponyo kembali kelautan. Sousuke pun menangis dan hendak mencari Ponyo
hingga ketengah laut. Untung saja Lisa mengetahuinya dan membawa Sousuke ke
darat.
Ponyo yang sudah dilautan lagi,
kini di hokum oleh ayahnya dengan ditaruh di gelambung air. Fujimoto mengomeli
Ponyo mengenai manusia yang merupakan makhluk jahat. Manusia suka mengotori
laut, manusia menyebabkan polusi dan sebagainya, meskipun sebenarnya Fujimoto
dulunya adalah manusia juga. Dan Fujimoto pun menjadi lebih marah lagi ketika
ponyo mengatkan kalau dirinya menyukai Sousuke dan ingin menjadi manusia.
Keinginan ponyo yang kuat untuk menjadi manusia tiba-tiba terwujud pelan-pelan.
Dengan kekuatan yang dimiliki oleh Ponyo, perlahan ponyo mampu mengeluarkan
kaki dan tangan di tubuhnya. Dan ternyata hal ini dikarena Ponyo menghisap
darah Sousuke yang menjadikan ia memiliki kekuatan untuk berubah menjadi
manusia. Fujimoto yang tidak mau itu terjadi kemudian menggunakan sihirnya
untuk mengembalikan Ponyo ke dalam bentuk semula. Ponyo yang sudah kembali
kebentuk semul, kemudian di masukkan ke dalam gelembung yang lebih besar dimana
terdapat ribuan saudara-saudaranya yang masih kecil.
Ketika Fujimoto pergi kesebuah
ruangan yang terdapat sumur, dimana sumur tersebut jika sudah penuh akan
mengakhiri kehidupan manusia dan berubah menjadi era kehidupan laut,
saudara-saudara kecil Ponyo mengigitin gelembung yang mengurung Ponyo sampai
akhirnya gelembung itu pecah. Ketika gelembung ponyo pecah, kaki dan tangan
ponyo pun kembali dan ponyo pun bermaksud untuk kembali ke Sousuke. Karena ulah
Ponyo itu, sumur yang bakal menjadi bencana ketika penuh itu, akhirnya meluap
dalam sekejap karena keiisi oleh air laut yang masuk kedalam ruang itu. Dan
karena isi dari sumur tersebut merupakan ramuan ramuan yang dibuat oleh
Fujimoto, Ponyo yang terkena air itu menjadi manusia seutuhnya. Namun, kejadian itu menghadirkan bencana bagi
kehidupan manusia. Badai laut tiba-tiba terjadi. Anehnya ombak yang
bergulung-gulung di lautan menyerupai ikan yang berlari-larian. Ketika hampir
sampai rumah, Sousuke melihat anak perempuan kecil yang berlari-larian diatas
ombak tersebut. Sousuke kemudian memberitahu Lisa. Lisa pun mencari anak
tersebut tetapi tidak ketemu. Kerena tiba-tiba
ombak semakin mengerikan. Akhirnya Lisa menyuruh Sousuke untuk masuk ke dalam
mobil dan bergegas pulang kerumah. Tiba-tiba, ombak gede hampir menyapu mereka
dan muncullah anak kecil yang tiada bukan adalah Ponyo.
Akhirnya, Ponyo tinggal bersama
Lisa dan Sousuke. Malam itu, Mereka melihat bahwa lautan begitu tinggi dan
tidak ada kabar dari ayah Sousuke yang merupakan seorang pelaut. Lisa pun memutuskan
untuk mencarinya dan mengatakan pada Sousuke untuk tinggal dirumah. Namun,
hingga pagi tiba, Lisa pun tidak kunjung datang dan air telah naik hingga
dihalaman rumah Sousuke. Sousuke ingin mencari Lisa, tapi dia tidak bisa
melakukan apa-apa karena ia tidak punya kendaraan apalagi kapal untuk melewati
laut kecuali kapal-kapal kecil yang dia punya. Namun, berkat kekuatan Ponyo,
kapal tersebut bisa menjadi besar dan mereka berdua mulai menjelajahi lautan
dengan kapal tersebut. Disatu sisi, ternyata Lisa dan nenek-nenek di panti
jompo telah diselamatkan oleh Granmamare, ibu Ponyo yang merupakan seorang dewi
laut. Kemudian Fujimoto menemukan Sousuke dan Ponyo dan kemudian dibawa ke pada
Granmamare. Granmamare kemudian memberikan petuah-petuah kepada ponyo dan
Sousuke mengenai keinginan Ponyo untuk menjadi manusia. Granmamare mengijinkan
Ponyo untuk menjadi manusia dengan satu syarat yaitu Sousuke harus terus
mencintai Ponyo.
Film Ghibli yang satu ini superb.
Meskipun banyak review yang bilang film ini mirip-mirip dengan kisah Little
Mermaid, tapi menurut saya ini gak mirip, meskipun emang mungkin rada mirip
(halah!). Satu hal yang saya heran dari Ghibli adalah kenapa mereka bisa banget
ngebuat animasi yang sangat medetail. Maksud saya dari semua gerakan yang ada
di dalam film ini benar-benar mendetail, halus dan hidup. Mulai dari gerakan
air, gerakan rumput yang bergoyang, rambut yang terkena angin, gerakan
garuk-garuk, semua terlihat halus.
Dan sedikit berbeda dengan film
Ghibli yang pernah saya tonton lainnya. Opening title Ponyo on The Cliff by the
Sea ini benar-benar sangat kartun sekali. Hanya seperti coretan anak kecil yang
mengambar laut dan ikan-ikanan yang biasanya tidak pernah dipakai di film
Ghibli lainnya. Selain itu, diawalnya saja, hampir saja saya berhipotesis bahwa
gambar film ini akan jelek, ketika Fujimoto muncul di awal film. Sebentar saya
berfikir, “aduh, kayaknya ini gambarnya gak bagus. Kayak gambar film-film
kartun jaman dulu, kayak gambar-gambar saint seiya”. Dan awalnya saya mikir kalau
film ini adalah film tahun 1990 yang dibuat Ghibli. Untungnya setelah saya
melihat daratan (eh?) barulah saya menyadari film ini bukanlah tipe 90an.
Nah, sama dengan film-film Ghibli
yang lainnya, bahwasanya film ini pun pasti punya pesan yang diselipkan dibalik
animasinya yang wow. Dan lagi-lagi pesan yang tersirat adalah pesan mengenai
lingkungan. Mengenai manusia yang mengotori laut, mengenai manusia yang
menyebabkan banyak polusi dan seperti itulah. Dan lagi-lagi Ghibli memberi kita
pesan tanpa kita merasa digurui.
Selain itu, karakter yang ada
dalam film ini sangat menarik bagi saya. Terutama Lisa. Mengapa Lisa? Karena
dia semacam sosok ibu-ibu muda gaul yang doyan bawa mobil asal-asalan. Meskipun
demikian dia sangat peduli dengan orang lain. Disamping itu, Sousuke yang masih
kecil dan sangat mandiri membuat kita gemas dengan sifatnya. Ponyo yang sangat
pecicilan khas anak perempuan kecil yang menthel pun ngebut kita pengan
nyubit-nyubit pipinya. Suara yang mengisis para pengisi karakter pun sangat pas
sekali. Suara Sousuke ketika ia menangis waktu Ponyo hilang, bener-bener
seperti suara anak kecil yang sedang menangis-menangis. Tidak dibuat-buat.
Begitu pula dengan suara Ponyo yang cempreng ngebuat suasanan film ini jadi
rame.
Cuma satu hal yang saya
bingungkan yaitu kenapa Sousuke manggil ibunya dengan nama doang. ‘Lisa’ ? Yang
awalnya saya kira Lisa adalah kakaknya. Well, pokoknya film ini Woow sambil
koprol deh :D
No comments:
Post a Comment