Followers

Friday, November 30, 2012

Cartoon #9 : Howl's Moving Castle

Salah satu karya Ghibli yang digarap oleh Hayao Miyazaki yang bakal saya review kali adalah Howl’s Moving Castle. Howl’s Moving Castle ini bercerita tentang seorang gadis pembuat topi yang di kutuk menjadi seorang nenek-nenek. Gadis ini bernama Sophie. Awalnya Sophie yang bekerja sebagai pembuat topi ingin mengunjungi sodauranya tapi dalam perjalanan Sophie diganggu oleh dua orang petugas (atau mungkin polisi). Tiba-tiba Sophie di tolong oleh seorang penyihir muda bernama Howl’s yang kemudian membawa Sophie dari orang-orang itu. Setelah selesai mengunjungi saudaranya, Sophie kembali ke tokonya. Beberapa saat kemudian, muncullah seorang tante-tante gendut berdandan lebay yang mampir ke tokonya. Dan ternyata tante-tente gendut ini adalah seorang penyihir. Dimana dialah yang mengubah Sophie menjadi seorang nenek-nenek tua.

Karena merasa dia tidak bisa berdiam dirumahnya dengan keadaannya yang sekarang. Keadaan dia menjadi nenek-nenek. Sophie memutuskan untuk pergi. Dalam perjalanannya, Sophie melihat sebuah batang pohon yang ia pikir adalah batang pohon dari pohon yangtumbang. Karena kondisi Sophie kini telah menjadi tua, Sophie merasa sudah saatnya ia membutuhkan tongkat untuk membantunya berjalan dan rasa-rasanya tongkat itu sangatlah bagus untuk di jadi tongkat. Sophie dengan sekuat tenaga mengambil batang tersebut yang ternyata adalah sebuah orang-orangan sawah. Sophie pun mendirikan orang-orangan sawah tersebut dan meninggalkan di tempat tersebut.


Ketika Sophie melanjutkan perjalanana, Sophie merasa ada yang mengikutinya. Orang-orang sawah yang tadi ia temukan, berjalan dibelakanng mengikutinya.Sophie menyuruhnya untuk pergi dan mempercepat langkahnya tapi orangan sawah itu tetap mengikutinya dan dapat menyusul Sophie. TErnyata orangan sawah tersebut ingin member Sophie tongkat. Orangan sawah itu juga menunjukkan Sophie kepada sebuah benda bergerak yang ternyata adalah sebuah rumah. Rumah itu adalah Rumah Howl.  Sophie kemudian masuk kedalam rumah itu (atau di sini disebut kastil). Rumah itu sangat kotor dan berantakan. TIba-tiba Sophie melihat api yang bisa berbicara, ia pun berbicara dengan api tersebut. Api itu bernama Calcifer. Dalam perbincangan itu, Calcifer dan Sophie melakukan sebuah kesepakatan. Sophie ingin tinggal di tempat itu dan ingin mantra yang mengutuknya dihilangkan begitu juga dengan Calcifer, ia menginginkan agar ia bisa kembali menyatu dengan Howl.


Dirumah itu terdapat seorang anak kecil bernama Markl yang menyamar menjadi seorang kakek-kakek jika bertemu dengan orang lain. Markl kaget ketika melihat ada seorang nenek tertidur di depan tungku api. Ketika Sophie terbangun, Sophie menjelaskan bahwa dia adalah pembantu baru disitu dan Calclifer telah mengizinkannya tinggal disitu. Tak lama kemudian Howl datang dan juga menanyakan keberadaan Sophie. Meski begitu, Sophie tetap bisa tinggal disitu. Sophie pun melakukan apa saja yang dia biasa, mulai dari memasak, menyapu, mengepel dan membeli semua kebutuhan rumah. Lama-lama Sophie pun jadi jatuh hati dengan Howl. Dan ini membuat Sophie jadi terlibat dalam pertempuran penyihir yang sedang terjadi saat itu.


Hmm, banyak yang suka dengan film ini dari review-review yang telah saya baca. Tapi entah mengapa saya merasa biasa saja menontonnya. Film ini menurut saya sangat Disney sekali. BErbeda dengan ghibli lainnya. Disamping itu, saya juga cenderung bosan melihatnya. Meskipun saya cukup senang dengan tokoh-tokohnya. Terutama si Howl yang dibuat ganteng. Sophie yang terlihat bijaksana sekali dan si kecil Markl yang tingkahnya beneran anak kecil yang lucu. Well, setidaknya gambarnya cukup bagus sih. Mendetail, seperti ghibli biasanya.

No comments:

Post a Comment