Followers

Sunday, November 25, 2012

Cartoon #6 : Pom Poko



Film Ghibli keenam yang bakal di tulis kali ini adalah Pom Poko. Awalnya saya menonton film ini pikiran pertama saya adalah film ini merupakan film kartun yang sangat cocok bagi anak-anak. Tapi setelah saya melihat ‘senjata’ yang digunakan para tokoh utama untuk berperang, saya jadi memusnahkan pikiran saya tentang film kartun untuk anak-anak. 

Jadi, film ini bercerita mengenai perseteruan diantara rakun dan manusia. Perseteruan itu terjadi karena adanya proyek pembangunan kota baru oleh manusia yang dengan arti lain menggusur tempat tinggal rakun. Rakun-rakun yang tadinya tinggal di hutan yang akan dijadikan proyek pembangunan itu mulai mencari cara untuk menghalang proyek itu terus berlanjut. Mereka melakukan rapat besar untuk mencari cara bagaimana caranya supaya proyek itu bisa dihentikan. Para tetua rakun akhirnya mengatakan bahwa salah satu cara dengan berlatih merubah diri atau bertranformasi. Sambil berlatih melakukan transformasi, dua orang rakun diutus untuk mencari para suhu yang sudah sangat jago berubah bentuk. Selama menunggu kedua rakun, para rakun yang masih tinggal di hutan tersebut belajar merubah diri menjadi manusia, patung, hantu dan sebagainya. 

 
Setelah melakukan latihan yang cukup akhirnya mereka terjun kelapangan untuk mempraktekan ilmu mereka. Mereka melakukan berbagai cara untuk mencelakai para pekerja bangunan dengan berpura-pura menjadi jalan dan menutupi jurang, berubah menjadi pohon yang tumbang  dan sebagianya. Karena mereka merasa cukup berhasil dengan melakukan cara terakhir itu, seekor rakun bernama Gonta  awalnya berencana untuk menghabis semua manusia yang ada dibumi ini. Namun hal itu tidak jadi karena ada beberapa hal dari manusia yang rakun lainnya suka, salah satuya adalah makanan-makanan yang dibuat oleh manusia. Meskipun demikian, Gonta tepat bersikukuh untuk menghacurkan semua manusia. Sayangnya, rencana itu harus dipendamnya karena Gonta keburu keinjek-injek oleh rakun-rakun lainnya yang tertarik akan berita acara yang berhubungan dengan rencana yang mereka pikir akan menghentikan proyek pembangunan itu ternyata hanya mengalami penundaan. Hal itu menjadikan para rakun kecewa karena merasa perjuangan yang mereka lakukan tidak ada artinya. Beberapa saat kemudian, ada sebuah berita di televise yang mengatakan bahwa kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh kutukan dewa-dewa penjaga gunung tersebut. Dari situ rakun-rakun berfikir untuk merubah dirinya menjadi patung-patung dewa di sepanjang jalan menuju gunung agar tidak terjadi pembangunan di gunung tersebut. Lalu mereka menjadikan cerita tahayul yang beredar di masyarakat menjadi kenyataan mereka berubah menjadi hantu-hantu. Mereka menakut-nakuti manusia dengan berbagai cara dan bentuk. Dan mereka pun mendapat kesenangan dari menakuti-nakuti manusia. 


Singkatnya kemudian telah datang kembalilah rakun yang ditugaskan mencari para guru tersebut. Tiga para guru perubah bentuk telah datang. Para rakun kemudian diajari berbagai macam perubahan bentuk. Suatu hari, mereka memutuskan untuk melalakukan semacam festival hantu. Festival itu awalnya ditujukan untuk menakut-nakuti para manusia. Hanya saja manusia justru terhibur dengan adanya pertunjukan itu. Mereka menganggap hal tersebut merupakan sebuah pertunjukan luar biasa. Pertunjukan itu berakhir ketika salah satu guru meninggal karena kehabisan tenaga untuk melakukan festival tersebut. Para rakun pun berkabung dan mereka menjadi sedih dan juga marah ketika melihat berita salah seorang direktur taman bermain yang melakukan festival tersebut. 


Disamping kejadian itu, ada seorang musang yang mendegar juga mengenai hal tersebut yang kemudian menghampiri kawanan rakun.Musang itu kemudian bertemu dengan seekor rakun. Oya, musang ini juga bisa berubah wujud menjadi manusia seperti layaknya rakun juga. Si Musang kemudian mengatakan kepada rakun untuk menyerah dengan keadaan. Mencoba memanfaatkan keahlian mereka yang dapat berubah wujud dan mencari pekerjaan sebagai manusia. si Rakun awalnya ragu  karena masih banyak dari mereka yang belum bisa melakukan transformasi, namun kemudian ia berfikir bahwa cara itu mungkin akan berhasil. Akan tetapi pertemuan untuk membahas hal ini menjadi kacau dan para rakun pun akhirnya terpecah belah. Sebelumnya mereka berencana untuk mengakui keberadaan mereka dengan mengundang awak media dan sang suhu sudah mengirimkan surat kepada salah satu stasiun televise untuk diwawancari.


Di tengah-tengah kehancuran kelompok rakun tersebut, Gonta mengumpulkan beberapa rakun lainnya untuk melakukan pertempuran. Mereka kembali menakut-nakuti manusia, menjadi perangkap binatang, dan sebagainya. Sampai suatu saat ketika puncaknya terjadi, mereka memutuskan untuk melakukan peperangan dengan para manusia dalam wujud mereka. Di akhir cerita para rakun kalah dan akhirnya memutuskan untuk menjadi manusia agar tetap bisa bertahan hidup.


Film ini bener-bener mengangkat isu yang sedang in, tentang manusia yang terus menerus melakukan pembangunan, menghancurkan hutan untuk memperluas lahan, ekosistem yang menjadi tidak seimbang, hewan-hewan yang semakin kehilangan tempat tinggalnya. Dimana pada akhir cerita pun diceritakan bahwa tetap manusialah yang menang, hewan-hewan, termasuk rakun, yang akan kalah dalam pertempuran ini. Meskipun di kemas dengan sangat lucu, mulai dari pengambaran rakunnya sendiri yang dibuat imut sampai tingkah laku rakun yang terkadang menggelikan, film ini tetap mampu menyentil kita dengan ceritanya.


 Hanya saja yang saya herankan dan sudah sedikit saya bicarakan diawal yaitu mengenai ‘persenjataan’ mereka. Kenapa senjata mereka harus ‘bola’ milik para rakun jantan. Ya, memang sih ya mereka bisa berubah bentuk, tapi apa perlu ‘bola’ mereka ikut berubah bentuk menjadi karpet, terjun payung, jembatan, bahkan sampai batu-batu besar yang menjatuhi para polisi. Hmm..

1 comment:

  1. aq nonton film ini ma anak aku masih kecil-kecil..pas nanya soal senjata para rakun ini..hmmn serbasalah..wkwkkww..tapi emang iya bener..menghibur..lucu tapi masih ada pesan moral yang cukup dalam..intinya bagaimana manusia dapat berbagi dan hidup harmoni dengan alam sekitarnya...2 thumbs!

    ReplyDelete